Ada kemungkinan chameleon terkena koksidia (Coccidiasina) saat chameleon kesayangan tidak lahap makan.
Bagaimana sobat Exotic mengatasinya?
Cara Mengobati Chamaleon Yang Terkena Koksidia
Pertama sobat Exotic harus membawa chameleon yang sakit ke dokter hewan.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki olehi dokter hewan langganan dengan chameleon, tentu semakin baik.
Mintalah dokter hewan memeriksa untuk memastikan bahwa chameleon terkena koksidia.
Untuk memastikan ini, dokter hewan membutuhkan sampel tinja.
Siapkan kantong plastik dan kertas. Ambil sampel dengan menggunakan kertas dan masukkan ke dalam plastik sebelum sobat Exotic pergi ke dokter hewan.
Setelah dokter hewan memastikan bahwa benar chameleon terkena koksidia, saatnya untuk mencari obat untuk menyembuhkannya.
Ada berbagai jenis obat yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit ini. Sulfadimethoxine digunakan oleh banyak breeder untuk mengobati koksidia.
Pilihan populer para breeder chameleon di benua Eropa.
Pengobatan Koksidia
Sekarang setelah sobat mendapatkan obat, saatnya untuk menggunakannya. Ada dua cara untuk melakukan ini.
Cara pertama adalah membiarkan chameleon memanjat. Ambil jarum suntik dan ukur dosis yang ditentukan.
Sekarang sobat Exotic harus membuat chameleon membuka mulutnya.
Ini terkadang menjadi hal yang sulit. Sobat dapat mencoba memasukkan obat ke dalam mulutnya ketika chameleon sedang makan,atau cukup menyuntikkan obat kedalam makanan.
Jika sobat Exotic memutuskan untuk menyuntikkan obat kedalam makanan, sobat harus memastikan bahwa pakan berupa serangga harus berukuran cukup besar.
Jangkrik yang berukuran lebih besar sangat baik untuk disuntikkan obat.
Sebenarnya ada cara lain untuk membuat chameleon mau memakan obat yaitu dengan membuatnya mendesis dan membuka mulut, obat dapat dengan mudah masuk ke mulut yang terbuka.
Namun,Exotic Market Indonesia tidak akan merekomendasikan teknik ini karena dapat menyebabkan chameleon stres.
Setelah sekitar dua kali melakukan pengobatan, ambil sampel tinja lain baru dan kembali ke dokter hewan untuk melihat kemajuan dari pengobatan yang telat dicapai.
Pengobatan lebih lanjut mungkin perlu dilakukan, tetapi koksidia biasanya dapat diobati dengan dua kali pemberian obat.
Catatan
Menurut drh. Esti Dhamayanti dari Program Magister Sains Veteriner Minat Penyakit dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, pengendalian penyakit secara umum memang perlu dilakukan secara sinergis atau holistik karena banyaknya pengaruh lainnya yang dapat mempermudah penyakit tersebut masuk atau meningkatkan patogenisitasnya.
Sebagai tambahan, pada kasus penyakit parasit, dalam kasus ini koksidiosis, kecermatan dalam identifikasi yang baik mampu membantu menyusun strategi pengendalian penyakit.
Gejala Dan Cara Mengobati Parasit Pada Reptil Peliharaan
Setiap reptil peliharaan baru harus diperiksa parasit pada ususnya. Caranya sangat sederhana, ambil saja sampel kotoran lalu bawa ke dokter hewan dan biarkan mereka memeriksa.
Bahkan jika sobat Exotic melihat cacing didalam kotoran reptil, sobat tetap harus memeriksakan kotoran ini ke dokter karena mungkin ada beberapa jenis cacing berbeda dan memerlukan obat yang berbeda dari yang lain untuk membersihkan sistem.
Sampel kotoran harus sesegar mungkin. Kurang dari 24 jam, masukkan ke dalam kantong plastik, botol pil, toples.
Wadah harus bersih.
Biasanya pihak klinik akan memeriksa sampel.
Telur parasit tidak bisa dilihat dengan mata telanjang seperti cacing.
Mikroskop harus digunakan.
Jika telur ditemukan, pihak klinik akan menentukan telur tersebut dan sobat Exotic akan diberi tahu tentang apa yang menjangkit reptil peliharaan dan diberikan obat yang sesuai.
Reptil yang sakit tidak harus hadir.
Resiko dan tanda-tanda parasit
Jika reptil peliharaan terkena parasit, sobat Exotic harus mengetahui beberapa tanda dan risikonya.
Tanda-tanda seperti kehilangan darah, kekurangan gizi, diare yang mungkin berdarah, dehidrasi, penurunan berat badan dan kematian. reptil akan nampak kering dan penampilan kesehatan yang buruk secara umum.
Telur parasit dikeluarkan oleh hewan lain di rumah atau manusia dapat menularkannya.
Kebanyakan parasit usus berkembang biak dengan sangat sangat cepat. Satu telur bisa menjadi masalah yang berkembang pesat.
Perlindungan untuk pemilik dan reptil peliharaan
- Selalu cuci tangan setelah memegang kotoran bahkan setelah memegang reptil peliharaan.
- Lakukan pemeriksaan tinja oleh dokter hewan dua kali setahun. Beberapa hewan peliharaan akan membutuhkan lebih banyak tergantung pada gaya hidup hewan peliharaan dan faktor risiko. Dokter hewan akan membantu dalam hal ini.
- Bersihkan kotoran hewan di halaman setidaknya 2-3 kali seminggu meskipun akan lebih baik untuk dibersihkan setiap hari jika memungkinkan. Cuci buah dan sayuran sebelum memakannya.
- jangan biarkan anak-anak bertelanjang kaki atau duduk, berbaring di tanah di mana reptil mungkin sudah buang air.
Kebanyakan parasit zoonosis ditularkan dari lingkungan yang terkontaminasi, bukan dari kontak normal dengan reptil peliharaan.
Parasit Usus, Deskripsi dan Pengobatanya.
Cacing gelang
Parasit usus ini dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, Pneumonia dan kebutaan.
Ada sejumlah besar reptil yang lahir dengan cacing gelang.
Ini bisa mematikan jika tidak ditangani.
Jika induk memiliki cacing gelang, bayi reptil juga memilikinya.
Larva cacing gelang dapat bermigrasi ke paru-paru.
Pemberian obat cacing pada induk saat ini tidak berpengaruh pada larva di jaringan tubuh dan tidak mencegah cacing menginfeksi telur.
Hampir semua obat cacing hanya bekerja pada parasit dewasa di saluran usus saja.
Cacing gelang bisa mencapai panjang 10cm.
Obat cair yang disebut Pyrantel mudah digunakan, rasanya enak untuk sebagian besar reptil peliharaan dan bekerja dengan baik untuk cacing gelang.
Ada jenis obat lain yang bekerja dengan baik juga.
Tanda-tanda cacing gelang seperti Diare, Muntah, Nafsu makan hilang, Lemas, Berat badan turun, Susah bernafas dan Cacing dewasa terlihat di feses.
Cacing tambang
Parasit usus ini dapat menyebabkan ruam kulit merah dan gatal, sakit perut parah dan mual.
Cacing tambang adalah cacing kecil tipis yang menempel pada dinding usus dan menghisap darah. reptil peliharaan bisa mendapatkan cacing tambang dari kontak dengan larva di tinja atau tanah yang terkontaminasi.
Infestasi cacing tambang dapat membunuh reptil. Sering kali membuatnya sangat anemia karena kehilangan darah karena dihisap cacing tambang.
Seringkali tanda-tanda infestasi cacing tambang adalah diare berwarna gelap atau berdarah, penurunan berat badan.
Pyrantel cair cukup baik untuk tetapi ada obat lain di pasaran yang akan bekerja lebih baik.
Cacing cambuk
Cacing cambuk dewasa jarang terlihat di tinja.
Tetapi jika sobat Exotic melihatnya, mereka terlihat seperti potongan-potongan kecil benang dengan salah satu ujungnya membesar.
Cacing cambuk hidup dibagian pertama dari usus besar hewan.
Cacing cambuk mengeluarkan sedikit telur sehingga sulit untuk didiagnosis bahkan di bawah mikroskop jika tidak ada telur yang dikeluarkan.
Jika hewan peliharaan telah menunjukkan penurunan berat badan dan buang air besar yang tampaknya memiliki lapisan lendir terutama bagian terakhir dari tinja, tinggal di lingkungan kandang atau daerah yang terkontaminasi, itu mungkin cacing cambuk.
Dokter hewan akan meresepkan obat berdasarkan bukti tidak langsung.
Dua obat yang baik untuk cambuk adalah Drontal atau Panacur.
Cacing pita
Reptil peliharaan yang memakan satwa liar atau hewan pengerat yang dipenuhi cacing pita kemudian terinfeksi.
Sobat Exotic akan jarang melihat seluruh cacing hanya segmen cacing.
Mereka biasanya ditemukan di kotoran hewan.
Cacing pita tidak bisa diberantas dengan obat cacing biasa.
Drontal adalah obat yang bagus.
Panacur bekerja untuk salah satu dari dua jenis cacing pita.
Giardia
Ini adalah organisme bersel tunggal.
Giardia umumnya ditemukan di usus hewan.
Parasit ini menempel di permukaan usus atau mengapung di lapisan mukosa usus.
Ketika reptil peliharaan terjangkit giardia, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
Tanda-tanda bahwa giardia hadir adalah diare, tinja berdarah atau berlendir dan banyak gas buruk akan terlihat.
Beberapa tanda lainnya adalah penurunan berat badan, kelesuan nafsu makan yang buruk.
Deteksi giardia bisa jadi rumit karena kista hanya lewat secara berkala.
Beberapa pemeriksaan tinja mungkin diperlukan untuk mendiagnosis parasit ini.
Ini adalah ide yang baik untuk setidaknya 3 pemeriksaan tinja dalam periode tujuh sampai sepuluh hari.
Untuk mengobati giardia biasanya ada dua obat yang direkomendasikan.
Metronidazol atau kuinakrin.
Koksidia
Ini adalah organisme bersel tunggal yang menginfeksi usus.
Mereka dapat dideteksi pada pemeriksaan tinjasecara rutin.
Coccidia bukan cacing dan tidak terlihat dengan mata telanjang.
Infeksi ini menyebabkan diare berair yang terkadang berdarah dan dapat menjadi masalah yang mengancam jiwa terutama untuk reptil peliharaan muda atau kecil karena kehilangan cairan dan dehidrasi.
Coccidia dikeluarkan dalam tinja.
Hewan peliharaan kita menelannya dan dengan demikian menjadi terinfeksi.
Coccidia ditemukan di tanah yang terkontaminasi tinja.
Mereka tertelan saat hewan peliharaan.
Tikus juga dapat mengkonsumsi coccidia sehingga ketika reptil peliharaan memakan tikus, reptil dapat terinfeksi.
Tidak ada obat yang bisa membunuh koksidia.
Hanya sistem kekebalan reptil yang bisa melakukan ini.
Obat yang disebut coccidiostats dapat menghambat reproduksi coccidial.
Setelah coccidia berhenti berkembang, maka sistem kekebalan hewan peliharaan akan lebih mudah melakukan sisanya dan melenyapkans infeksi.
Jika reptil sudah sangat terinfeksi, akan memakan waktu lebih lama untuk sembuh daripada infeksi ringan.
Biasanya dibutuhkan satu atau dua minggu untuk obat menyembuhkan ini.
Biarkan reptil minum obat sampai diarenya berhenti.
Albon adalah salah satu obat yang bisamengobati koksidia.
Penggunaan obat sulfa pada reptil hamil dapat menyebabkan cacat lahir.
Hasil tes positif palsu untuk glukosa urin juga bisa saja muncul.
Ivan S