Asal Usul Phasianinae
Phasianinae (Pegar/Burung Tanah) adalah salah satu famili burung-burungan yang termasuk dalam ordo Galliformes.
Burung-burung ini memiliki asal usul yang berasal dari benua Asia dan Eropa, namun kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui penyebaran manusia.
Telah ada sejak zaman dinosaurus dan telah berevolusi selama jutaan tahun.
Burung-burung ini awalnya digunakan oleh manusia sebagai sumber makanan dan juga digunakan dalam pertunjukan berburu.
Ciri-ciri Fisik dan Klasifikasi
Phasianinae memiliki ciri-ciri fisik yang khas, seperti memiliki bulu yang cerah dan mengkilap, serta sayap yang pendek dan bulat.
Burung-burung ini juga memiliki kaki yang kuat dan kokoh, dengan cakar yang tajam untuk membantu mereka dalam berburu dan melindungi diri dari pemangsa.
Terdiri dari sekitar 183 spesies burung, termasuk ayam hutan, ayam kalkun, dan burung merak.
Mereka terbagi dalam enam genus, yaitu Tetraogallus, Pucrasia, Alectoris, Perdix, Phasianus dan Meleagris.
Peran Phasianinae dalam Budaya dan Kehidupan Manusia
Telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia selama berabad-abad.
Burung-burung ini telah digunakan sebagai sumber makanan, bahan pakaian, dan hiasan dekoratif.
Selain itu, beberapa spesies juga digunakan dalam pertunjukan berburu dan perlombaan burung.
Di beberapa negara, dianggap sebagai simbol nasional atau identitas budaya.
Misalnya, burung merak adalah burung nasional India, sedangkan ayam hutan adalah burung nasional di Inggris.
Dalam kesimpulannya, Phasianinae adalah famili burung-burungan yang telah lama ada dan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia.
Burung-burung ini memiliki ciri-ciri fisik yang khas dan memiliki beragam spesies yang tersebar di seluruh dunia.
Juga memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan manusia sebagai sumber makanan, bahan pakaian, dan simbol identitas budaya.
Ciri-ciri Fisik Phasianinae
Phasianinae memiliki ciri-ciri fisik yang khas seperti bulu yang cerah dan mengkilap, sayap yang pendek dan bulat, kaki yang kuat dan kokoh dengan cakar yang tajam, dan paruh yang kuat.
Burung-burung ini memiliki berat badan yang bervariasi, mulai dari 200 gram hingga 15 kg untuk beberapa spesies seperti ayam kalkun jantan.
Memiliki perbedaan seksual yang mencolok, seperti bulu jantan yang lebih cerah dan mencolok daripada betina.
Beberapa spesies juga memiliki bulu ekor yang panjang dan indah, seperti burung merak dan ayam hutan.
Karakter
Phasianinae memiliki karakter yang bervariasi tergantung pada spesiesnya.
Beberapa spesies, seperti ayam hutan dan ayam kalkun, dikenal sebagai hewan yang cerdas dan memiliki kepribadian yang tenang.
Mereka juga dikenal sebagai hewan yang sangat berani dan dapat mempertahankan diri dari predator.
Sementara itu, beberapa spesies Phasianinae, seperti burung merak, dikenal sebagai hewan yang cerewet dan suka memamerkan keindahan bulunya.
Burung-burung ini juga cenderung hidup di lingkungan yang lebih terbuka, seperti padang rumput dan hutan terbuka.
Makanan
Phasianinae adalah burung omnivora yang makanannya tergantung pada spesies dan habitatnya.
Sebagian besar adalah hewan pemakan biji-bijian, seperti jagung dan gandum, serta serangga dan invertebrata kecil.
Beberapa spesies juga makan rumput dan dedaunan.
Di lingkungan yang lebih liar, dikenal sebagai hewan yang terampil dalam berburu dan memakan serangga, cacing, dan hewan kecil lainnya.
Beberapa spesies juga memakan daging, seperti burung merak yang terkenal suka memakan ular dan tikus.
Dalam kesimpulannya, Phasianinae adalah burung-burungan dengan ciri-ciri fisik yang khas dan karakter yang bervariasi tergantung pada spesiesnya.
Makanan tergantung pada spesies dan habitatnya, dengan mayoritas spesies adalah hewan pemakan biji-bijian dan serangga.
Namun, mereka juga terampil dalam berburu dan memakan daging jika memang dibutuhkan.
Harga Phasianinae
Harga Phasianinae bervariasi tergantung pada spesiesnya.
Beberapa spesies, seperti ayam hutan dan ayam kalkun, sering dijadikan hewan ternak dan bisa dibeli dengan harga yang relatif terjangkau.
Harga ayam kalkun, misalnya, berkisar antara 30 ribu hingga 150 ribu rupiah per ekor.
Namun, beberapa spesies seperti burung merak, dianggap sebagai hewan yang langka dan eksotis, sehingga harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Harga burung merak jantan, misalnya, bisa mencapai 50 juta rupiah per ekor.
Cara Perawatan
Perawatan Phasianinae memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kesehatan dan kenyamanannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan antara lain:
- Pastikan kandang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh spesiesnya. Beberapa spesies membutuhkan ruang gerak yang lebih luas, sementara yang lain lebih cocok dengan kandang yang lebih kecil. Pastikan kandang juga memiliki ventilasi yang cukup dan bersih.
- Makanan tergantung pada spesiesnya. Pastikan makanan yang diberikan sesuai dengan jenis spesiesnya. Beberapa memakan biji-bijian, sedangkan yang lain memakan serangga dan hewan kecil lainnya. Jangan lupa untuk memberikan air bersih dan segar setiap hari.
- Pastikan selalu dalam keadaan sehat dengan memberikan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Jangan lupa untuk membersihkan kandang secara teratur untuk mencegah penyebaran penyakit.
Saran Perawatan
Untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan Phasianinae, disarankan untuk:
- Menjaga kebersihan kandang secara rutin
- Memberikan makanan dan air bersih setiap hari
- Membuat kandang yang cukup besar dan sesuai dengan kebutuhan spesiesnya
- Menjaga suhu dan kelembaban kandang yang tepat
- Memberikan perhatian khusus pada spesies yang membutuhkan perawatan khusus, seperti burung merak
Penyakit Umum pada Phasianinae
Phasianinae rentan terkena berbagai macam penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi bakteri dan virus, parasit, dan gangguan pencernaan.
Beberapa penyakit yang umum terjadi antara lain:
- Koksidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit koksidia pada usus. Gejala yang muncul meliputi diare, kehilangan nafsu makan, dan berat badan turun.
- Marek’s disease adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf. Gejala yang muncul meliputi kelemahan otot, kehilangan nafsu makan, dan sulit bergerak.
- Aspergillosis adalah penyakit jamur yang menyerang saluran pernapasan. Gejala yang muncul meliputi batuk, kesulitan bernapas, dan kelemahan.
Tanda-tanda Phasianinae yang Terkena Penyakit
Tanda-tanda yang terkena penyakit antara lain:
- Menunjukkan gejala tidak sehat, seperti kehilangan nafsu makan, kelemahan, dan kurang aktif.
- Mencuci bulu secara berlebihan atau bulu terlihat tidak bersih.
- Mata merah, bernanah, atau menonjol.
- Sekresi hidung atau mulut berlebihan.
- Diare atau kotoran yang berubah warna atau konsistensi.
Pencegahan Penyakit pada Phasianinae
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit pada Phasianinae antara lain:
- Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan mengganti pasir atau serbuk kayu secara rutin.
- Memberikan makanan yang sehat dan segar serta air bersih dan segar setiap hari.
- Mengkarantina selama beberapa minggu sebelum diperkenalkan ke kandang utama.
- Vaksinasi yang sesuai.
- Menjaga kebersihan diri sendiri dan peralatan yang digunakan dalam perawatan.
Dalam kesimpulannya, Phasianinae rentan terkena penyakit seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi bakteri dan virus, parasit, dan gangguan pencernaan.
Tanda-tanda terkena penyakit antara lain kehilangan nafsu makan, kelemahan, kotoran yang berubah warna atau konsistensi, dan gejala tidak sehat.
Pencegahan penyakit pada dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang.
Cara Membedakan Jenis Kelamin Phasianinae
Membedakan jenis kelamin Phasianinae dapat dilakukan dengan memperhatikan perbedaan fisik antara jantan dan betina.
Beberapa spesies Phasianinae, seperti ayam hutan dan ayam kalkun, memiliki perbedaan fisik yang mencolok antara jantan dan betina. Perbedaan fisik ini antara lain:
- Jantan cenderung memiliki warna bulu yang lebih cerah dan mencolok daripada betina. Pada beberapa spesies jantan memiliki bulu dengan warna yang lebih beragam, sementara betina memiliki warna bulu yang lebih polos.
- Jantan biasanya lebih besar dan lebih berotot daripada betina. Namun, ada beberapa spesies yang jantan dan betina memiliki ukuran tubuh yang sama.
- Beberapa spesies memiliki perbedaan panjang bulu ekor antara jantan dan betina. Pada spesies yang memiliki bulu ekor yang panjang, biasanya hanya jantan yang memiliki bulu ekor yang lebih panjang dan indah.
Cara Budidaya
Budidaya Phasianinae dapat dilakukan dengan cara membangun kandang yang memenuhi kebutuhan spesiesnya.
Beberapa spesies membutuhkan kandang yang lebih besar dan lebih luas, sementara yang lain lebih cocok dengan kandang yang lebih kecil.
Berikut adalah beberapa langkah dalam budidaya :
- Memilih spesies yang ingin dibudidayakan.
- Membuat kandang yang sesuai dengan spesies yang dipilih.
- Menyediakan makanan dan air yang sesuai dengan spesies Phasianinae yang dipilih.
- Memberikan perhatian khusus pada spesies yang membutuhkan perawatan khusus, seperti burung merak.
Cara Menetaskan Telur
Menetaskan telur Phasianinae dapat dilakukan dengan cara alami atau menggunakan mesin penetas.
Berikut adalah beberapa langkah dalam menetaskan telur secara alami:
- Memilih telur yang baik dan sehat untuk ditetaskan.
- Menyiapkan sarang atau tempat penetasan yang nyaman dan bersih.
- Menjaga suhu dan kelembaban di tempat penetasan. Suhu yang ideal untuk penetasan telur adalah antara 37-38 derajat Celsius.
- Mengamati telur secara berkala untuk memastikan bahwa telur-telur tersebut tetap dalam kondisi yang sehat.
Jika menggunakan mesin penetas, berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan:
- Memasukkan telur ke dalam mesin penetas dan memilih program yang sesuai.
- Mengatur suhu dan kelembaban di dalam mesin penetas sesuai dengan spesies Phasianinae yang ditetaskan.
- Mengamati telur secara berkala dan memperbaiki suhu dan kelembaban jika diperlukan.
- Menjaga kebersihan mesin penetas secara teratur.
Dalam kesimpulannya, EMI membedakan jenis kelamin Phasianinae dapat dilakukan dengan memperhatikan perbedaan fisik antara jantan dan betina, seperti warna bulu, ukuran tubuh, dan bulu ekor.
Budidaya Phasianinae memerlukan kandang yang sesuai dengan spesiesnya, makanan dan air yang cukup, dan perhatian khusus pada spesies yang membutuhkan perawatan khusus.
Menetaskan telur Phasianinae dapat dilakukan dengan cara alami atau menggunakan mesin penetas, dan memerlukan perhatian khusus pada suhu dan kelembaban yang tepat.